Kebohongan Israel Demi Menutupi Kesalahannya

>> Sunday, June 6, 2010

Ini adalah kenyataan yang dikeluarkan oleh Sahabat Al-Aqsa baru-baru ini berkaitan misi freedom flotilla. Israel sekarang cuba untuk menyebarkan maklumat-maklumat palsu dan bukti-bukti palsu untuk menutup kekejaman yang dilakukannya......Baca di bawah untuk keterangan lanjut...




Bahan-bahan "pembuat senjata" yang digunakan "ekstrimis" HAMAS untuk menyerang Israel yang ditemukan Israel di dalam kapal kapal flotilla
Bahan-bahan "pembuat senjata" yang digunakan "ekstrimis" HAMAS untuk menyerang Israel yang ditemukan Israel di dalam kapal kapal flotilla 

Sahabatalaqsha.com Setelah penyerangan militer Israel terhadap the Freedom Flotilla, kafilah (konvoi) kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Israel sangat sibuk melakukan pembelaan diri dan pembenaran atasa tindakan biadabnya yang telah menyebabkan 19 orang aktivis kemanusiaan meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.

Satu per satu petinggai Israel tampil di siaran televisi Fox, duta besar Israel untuk AS Michael Oren menyamakan serangan Israel terhadap flotilla sama dengan perlawanan AS terhadap Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Serangan terhadap para kativis kemanusiaan lebih dari 50 negara yang semuanya sipil dan tidak bersenjata sama sekali serta dilakukan di perairan internasional itu dan secara terang-terangan melanggar hukum internasional disebut Oren sebagai “perfectly legal, perfectly humane – and very responsible,” (benar-benar legal, benar-banar manusiawi dan sangat bertanggungjawab).
Meskipun bersenjata lengkap, menghilangkan nyawa sipil, meneror, menculik, merampok, menahan dan mencuri serta berbagai tindak kriminal lain dilakukan Israel dengan tanpa rasa bersalah, apa lagi rasa malu, Oren mengatakan “Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional, dari ancaman teroris seperti Hamas, tidak terkecuali di laut bebas”.

Meskipun flotilla hanya membawa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat Palestina di Gaza seperti semen untuk membangun rumah kembali karena ribuan rumah hancur akibat agresi 22 hari militer Israel tahun lalu, alat-alat medis, obat-obatan, kursi roda listrik untuk tarusan warga Gaza yang cacat, buku tulis, pensil untuk anak-anak agar bisa belajar serta mainan anak-anak seperti boneka; Israel bersikeras menuduh bahwa flotilla membawa senjata dan bahan-bahan pembuat senjata yang bisa mengancam Israel.Padahal sebelum berlayar, kapal Mavi Marmara, di mana serangan militer Israel dipusatkan di kapal Turki ini, sudah diinspeksi oleh otoritasnya. Bahkan semua aktivis yang ikut serta juga dipindai (menjalani scanning) satu per satu, untuk memastikan bahwa mereka steril dari benda yang dapat membahayakan.

Sarah Colborne aktivis dari Inggris yang berlayar dengan Mavi Marmara, dalam jumpa persnya, ketika ditanya oleh wartawan kemunginan adanya penumpang yang membawa senjata, sebagaimana yang dituduhkan Israel, menjawab “semua discan sebelum naik ke kapal, saya di scan.”

Tentang kapal yang dituduh membawa senjata yang dituduh Israel dipakai flotilla untuk menyerang militer Israel, Colborne menjawab “Di kapal ada pisau, pisau untuk mengiris makanan.”
Akal sehat tidak bisa menerima bagaimana mungkin para aktivis flotilla dengan “senjata” pisau pengiris makanan, menyerang militer Israel yang bersenjata lengkap, menggunakan helikopter dan kapal selam dan perahu-perahu. Mungkinkah para aktivis nekad berenang mengejar perahu dan kapal selam dengan menggunkan pisau pengiris makanan, sementara militer Israel menggunakan amunisi yang dari jarak jauh hanya dengan sekali tembakan bisa membuyarkan kepala manusia? Atau mungkinkah dengan pisau pengiris makanan itu para aktivis, dengan melompat setinggi-tingginya, menjangkau helikopter lalu melukai pasukan Israel itu?

Sementara itu terhadap bualan Israel bahwa mereka sebenarnya tidak berniat melukai, hanya ingin naik ke kapal dan melalukan pemeriksaan, dibantah oleh para aktivis.

Jamal Elsheyyal, repoter Al Jazeera dengan tegas menngatakan bahwa ia melihat, sebelum naik ke kapal, militer Israel melepaskan tembakan ke kapal. “There is no doubt what I saw that live ammunition was fired before Israeli soldier was on deck,” tegas Elshayyal.

Anggota parlemen Israel (Knesset) sendiri, Haneen Zuabi, yang ikut serta dalam pelayaran kemanusiaan ke Gaza itu menandaskan “ Israeli ships fired before boarding” (kapal-kapal Israel melepaskan tembakan sebelum naik ke atas kapal).

Kata Hanee lagi “Saya melihat langsung sekitar dua tembakan dari kapal-kapal Israel sebelum mereka naik ke kapal flotilla.”


Semua aktivis yang diwawancarai sejumlah media seperti RT (televisi Rusia), CNN, Press TV, Al Jazeera, mengatakan karena militer Israel menyerang dengan melepaskan sejumlah tembakan dari helikopter dan kapal-kapal mereka, sehingga sejumlah aktivis roboh bersimbah darah dan bahkan dua orang pertama sudah tidak tertolong nyawanya, maka ketika sejumlah perahu Israel mendekat dan berusaha naik ke kapal flotilla, aktivis memeberikan perlawanan dengan benda-benda apa saja yang ada di kapal seperti kursi, botol, dan lain-lain.

Tentang alasan mengada-ada Israel bahwa bantuan kemanusiaan yang dibawa flotilla dapat digunakan “ekstrimis” Hamas untuk menyerang Israel, kini menjadi bahan olok-olokan di mana-mana.

Salah satu komentar seorang pembaca dari Inggris, atas artikel yang ditulis seorang jurnalis pro Israel, berbunyi: “Oh ya pensil yang dibawa flotilla untuk anak-anak Gaza sebenarnya adalah rudal yang menyamar sebagai pensil.”

Bahkan Jon Stewart, pengasuh acara The Daily Show, terhadap tuduhan Israel bahwa flotilla membawa bahan-bahan untuk membuat senjata, mengejek Israel dengan foto dan komentar “Kecuali jika tongkat untuk orang cacat dijadikan gagang katapel dengan kursi roda sebagai kerikil yang dilontarkan, untuk meyerang Israel.”

Menanggapi pernyataan sejumlah pejabat Israel yang gencar di televisi-televisi AS, bahwa tidak ada krisis kemanusiaan, The Daily Show menayangkan kondisi di Gaza. Gaza yang hancur dengan segala kesengsaraannya diciptakan Israel dengan agresi 22 harinya tahun lalu ditambah dengan blokade yang diberlakukan Israel selam hampir empat tahun.

“Tanpa perlu menyebut siapa yang perlu disalahkan,” ungkap Stewar, “mereka yang mengatakan di Gaza tidak ada krisis sungguh hatinya sudah mati.”

Sementara itu, sejak Senin 31 Mei lalu, hari terjadinya serangan Israel ke flotilla ke Gaza itu, demonstrasi memprotes kejahatan Israel terus berlangsung di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di Inggris, Irlandia dan Kanada, demonstrasi bahkan berlangsung pada hari itu juga dan masih terus berlangsung hingga kini dan sampai beberapa waktu ke depan gelombang protes kelihatannya masih akan berlangsung di mana-mana.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template Werd by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP